SERANG, bantensatu.id-Di hadapan ribuan wajah yang menanti kepastian di Kota Serang, pada Sabtu (20/12/2025), Presiden Prabowo Subianto menyampaikan orasi yang lebih dari sekadar laporan pembangunan, sebuah refleksi mendalam tentang keadilan sosial.
Menghadapi kenyataan pahit 29 juta rakyat yang masih tunawisma, Kepala Negara menegaskan bahwa defisit perumahan bukan sekadar angka statistik, melainkan kegagalan dalam mengelola kemakmuran yang harus segera dikoreksi secara radikal.
Dalam perhelatan Akad Massal KPR FLPP 2025 tersebut, Presiden menggarisbawahi bahwa fondasi utama pembangunan bukan hanya anggaran, melainkan persatuan (unity). Ia membedah makna kesetiaan bukan sebagai kepatuhan personal, melainkan pengabdian mutlak pada nilai-nilai luhur tanah air.
“Kemerdekaan ini adalah utang sejarah kepada wong cilik—petani, nelayan, dan kaum sarungan—maka pembangunan pun harus bermuara kembali kepada mereka,” tegas Presiden
Presiden Prabowo tidak hanya menjanjikan rumah, ia menjanjikan pembersihan sistem. Dengan nada tegas, ia memproklamirkan perang terhadap korupsi di tubuh aparatur negara sebagai syarat mutlak agar kekayaan bangsa tidak menguap di tengah jalan. Baginya, mustahil menghadirkan pelayanan publik yang prima jika pemberi layanannya sendiri terjerat dalam pola korup.
Momen ini menjadi sinyal kuat bahwa di bawah komando Prabowo, program perumahan nasional adalah instrumen kedaulatan. Melalui sinergi lintas sektoral dan penegakan hukum yang tanpa kompromi, pemerintah bertekad memastikan bahwa setiap jengkal kekayaan Nusantara dikelola dengan tangan bersih demi satu tujuan, yakni memastikan tiap rakyat memiliki tempat untuk berteduh dengan martabat yang terjaga.(Ajie Pangestu)
