KABUPATEN TANGERANG, bantensatu.id– Pembangunan akses Gerbang Tol (GT) Balaraja Timur di Kilometer (KM) 25 ruas Jalan Tol Jakarta-Tangerang, yang berlokasi strategis di Desa Kadu, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, dilaporkan telah mencapai progres fisik 95 persen. Proyek vital yang diinisiasi oleh pengembang kawasan terpadu Paramount Petals ini ditargetkan rampung sepenuhnya pada akhir tahun 2025 mendatang.
Infrastruktur konektivitas ini dirancang khusus untuk mengurai simpul kemacetan di area padat Bitung dan Jalan Raya Serang, sekaligus membuka aksesibilitas baru yang efisien bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah Tangerang Raya.
Pembangunan akses tol ini bukan sekadar penambahan gerbang tol biasa, melainkan modifikasi jalur terintegrasi sepanjang 10 kilometer yang dilengkapi dengan struktur jembatan layang (flyover). Desain ini mengadopsi sistem transaksi terbuka dengan enam gerbang tol: tiga melayani arus kendaraan dari Jakarta menuju Paramount Petals dan Jalan Pasir Randu, dan tiga gerbang tol sebaliknya (dari Paramount Petals menuju Jakarta).
Direktur Paramount Land, Norman Daulay, menekankan bahwa proyek ini berjalan sesuai linimasa yang direncanakan sejak peletakan batu pertama (groundbreaking) pada Juli tahun lalu.
“Hingga saat ini, pembangunan akses jalan bebas hambatan menuju Jakarta tersebut berjalan tepat waktu, sesuai komitmen yang telah kami sampaikan,” ujar Norman kepada awak media, pada Sabtu (22/11/2025) lalu.
Ia menambahkan bahwa penyelesaian ini akan memperluas konektivitas wilayah secara signifikan, memfasilitasi mobilisasi masyarakat menuju pusat aktivitas vital seperti Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Menurut hasil studi internal, kehadiran akses tol baru ini diproyeksikan mampu mereduksi kepadatan lalu lintas eksisting sebesar 10 hingga 15 persen dari volume mobilitas harian rata-rata yang mencapai sekitar 19.000 kendaraan per hari. Pengurangan kemacetan ini diharapkan berdampak langsung pada penurunan congestion di Jalan Raya Serang, khususnya di area Gerbang Tol Bitung.
Setelah penyelesaian fisik, tahap krusial selanjutnya adalah pengajuan Uji Laik Fungsi (ULF) dan Uji Laik Operasi (ULO) oleh Kementerian PUPR melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) serta Kementerian Perhubungan. Proses ini meliputi audit komprehensif aspek fisik jalan, manajemen dan rekayasa lalu lintas, hingga kelengkapan teknis dan non-teknis lainnya untuk memastikan standar keamanan operasional terpenuhi.
“Fase ULF dan ULO ini diperkirakan akan berlangsung selama kuartal satu tahun 2026, dilanjutkan dengan uji coba operasional sebelum dibuka penuh untuk publik,” terang Norman.
Menghadapi tantangan eksternal berupa kelangkaan pasokan material konstruksi dari wilayah Parung yang sempat berdampak pada berbagai sektor industri, Paramount Land telah mengimplementasikan manajemen risiko yang tangkas dengan melakukan pengadaan material secara bertahap dari sumber alternatif. Langkah ini memastikan proyek infrastruktur kawasan, termasuk jalan boulevard dan pembangunan properti, tetap berjalan sesuai rencana strategis.
Dari perspektif perencanaan kota dan ekonomi regional, kehadiran akses tol ini berfungsi sebagai katalisator pertumbuhan (growth pole). Direktur Planning dan Design Paramount Land, Henry Napitupulu, menjelaskan bahwa aksesibilitas yang meningkat akan memperkuat eksposur (keterlihatan) kota dan secara langsung meningkatkan potensi investasi properti di koridor Barat Jakarta.
“Berdasarkan riset, akses tol langsung Jakarta-Tangerang KM 25 diyakini akan memberikan berbagai dampak positif, mulai dari mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, membuka aksesibilitas baru menuju kawasan Tangerang Raya, hingga mendongkrak nilai properti secara signifikan,” tutup Henry. (Choirudin)


