Sabtu, 06 Desember 2025

Eksodus Elite Politik Lokal Menuju Golkar Cilegon

Gelaran Musda VI DPD II Partai Golkar Kota Cilegon yang berlangsung pada Rabu, 26 November 2025 lalu
Gelaran Musda VI DPD II Partai Golkar Kota Cilegon yang berlangsung pada Rabu, 26 November 2025 lalu

bantensatu.id, CILEGON-Dinamika politik di Kota Cilegon mengalami perubahan signifikan menyusul bergabungnya sejumlah petinggi dan fungsionaris partai politik lain ke dalam barisan Partai Golongan Karya (Golkar). Fenomena ini terjadi di tengah gelaran Musyawarah Daerah (Musda) VI DPD II Partai Golkar Kota Cilegon yang berlangsung pada Rabu, 26 November 2025 lalu. Perpindahan ini dipandang sebagai manuver strategis yang berpotensi mengubah peta kekuatan politik lokal menjelang kontestasi elektoral mendatang.

Di peroleh info dari berbagai sumber, Peristiwa ini bermula dari persiapan dan pelaksanaan Musda VI DPD II Partai Golkar Kota Cilegon. Agenda utama Musda adalah pemilihan ketua periode 2025-2030. Sehari sebelumnya, dukungan untuk Ratu Ati Marliati telah mengalir deras dari 8 Pengurus Kecamatan (PK) dan organisasi sayap partai, memastikan ia menjadi calon tunggal.

Pada hari H Musda (26 November 2025), kejutan terjadi di arena forum ketika para politisi dari partai lain hadir dan menyatakan sikap untuk bergabung. Momen ini menjadi bagian integral dari konsolidasi internal Golkar Cilegon di bawah kepemimpinan baru (atau berlanjut) Ratu Ati Marliati. Pergantian afiliasi politik ini dilakukan secara terbuka, menunjukkan sinyal politik yang kuat kepada publik Cilegon.

Ketua DPD II Golkar Cilegon terpilih, Ratu Ati Marliati menyambut baik bergabungnya para tokoh ini. Ia menyatakan bahwa masuknya kader-kader baru, termasuk tokoh muda dan mantan petinggi partai lain.

Baca juga: Kontribusi Generasi Muda dalam Membentuk Wajah Demokrasi Indonesia

“Bahwa Golkar ini kan partai yang terbuka, keluar masuk partai itu dinamika yang baik. Tetapi kita menggaris bawahi, kalau mereka tidak loyal kita tidak bisa lakukan itu di Partai Golkar. Karena yang pertama, di partai itu tidak ada gajinya tetapi adanya bentuk pengabdian,” ujarnya.

Arena Musyawarah Daerah (Musda) VI DPD II Partai Golkar Kota Cilegon di Hotel Grand Mangku Putra pada Rabu, 26 November 2025 lalu , menjadi saksi bisu konsolidasi politik besar-besaran. Tidak hanya mengagendakan pemilihan ketua, forum tersebut turut diramaikan dengan bergabungnya lima hingga enam fungsionaris dan petinggi dari partai politik lain ke dalam barisan partai berlambang pohon beringin tersebut.
Langkah ini dipandang sebagai manuver strategis Golkar untuk memperkuat basis elektoralnya menjelang kontestasi politik lokal mendatang. Sejumlah nama penting yang memutuskan pindah afiliasi politik telah terkonfirmasi. Tokoh sentral dalam perpindahan ini adalah TB Maman Sutrisno, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua DPD Partai Umat Kota Cilegon.
Tercatat, ada lima tokoh penting dari partai politik lain yang resmi mengenakan jaket kuning. Mereka bukan kader biasa, melainkan figur yang memegang posisi strategis di partai lamanya. Kelima tokoh tersebut adalah Ketua Partai Ummat Cilegon, Maman Sutrisno; Sekretaris PKB Kota Cilegon, Ahmad Yusron; Wakil Ketua DPD Nasdem Kota Cilegon, Johan Singandaru; serta politisi Partai Nasdem lainnya, Iman Khadafi.
Selain itu, satu kader dari Partai Perindo yang berhalangan hadir juga dikonfirmasi turut bergabung dalam barisan ini, Peristiwa ini terjadi tepat saat pelaksanaan Musda Golkar, di mana Ratu Ati Marliati kembali terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Cilegon untuk periode lima tahun ke depan. Prosesi penerimaan kader baru dilakukan secara simbolis di hadapan seluruh peserta Musda. TB Maman Sutrisno, sebagai representasi dari kelompok yang bergabung, secara resmi mengenakan jas kuning kebesaran Golkar. Momen ini menekankan kesan soliditas dan penerimaan resmi partai terhadap kader barunya.
Keputusan para politisi ini untuk “login” ke Golkar diyakini didasari oleh kalkulasi politik yang pragmatis. Di tengah dinamika politik lokal, Golkar Cilegon di bawah kepemimpinan Ratu Ati Marliati dinilai menawarkan stabilitas kepemimpinan dan peluang elektoral yang lebih besar, terutama setelah kemenangannya secara aklamasi.
Perpindahan ini secara langsung memberikan beberapa dampak signifikan, seperti Penguatan Internal Golkar,  Golkar berhasil menyerap energi politik baru dari tokoh-tokoh berpengalaman, memperkuat struktur partai dari tingkat elite hingga akar rumput. Pelemahan Kompetitor: Perpindahan TB Maman Sutrisno secara khusus menggerus basis kepemimpinan Partai Umat di Cilegon, melemahkan struktur partai asalnya secara efektif, Sinyal Dominasi: Manuver ini mengirimkan sinyal kuat kepada partai politik lain bahwa Golkar Cilegon adalah kekuatan dominan yang siap menyongsong Pilkada dan Pemilu berikutnya dengan target kemenangan optimal.( Iskandar Zulkarnaen)

 

Baca juga: Kenapa Keterlibatan Pemuda dalam Dunia Politik Sangat Vital untuk Masa Depan

Tags

Terkini