KOTA TANGERANG, bantensatu.id – Di tengah euforia pergantian tahun menuju 2026, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menunjukkan kelasnya sebagai garda terdepan dalam manajemen risiko urban. Melalui manifesto kesiapsiagaan yang komprehensif, BPBD mengonstruksi sebuah gerakan preventif guna menjamin keamanan properti domestik masyarakat yang ditinggalkan selama masa libur panjang.
Langkah ini bukan sekadar imbauan administratif, melainkan sebuah “Security & Safety Culture” yang diinisiasi untuk mereduksi potensi ancaman, mulai dari risiko kebakaran akibat korsleting listrik hingga potensi gangguan keamanan lingkungan.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang, Mahdiar, dalam narasinya yang intelek dan menyentuh sisi humanis, menegaskan bahwa rasa aman adalah hak dasar setiap warga yang harus dijaga melalui kolaborasi sinergis antara pemerintah dan masyarakat.
“Ketenangan dalam berlibur adalah buah dari persiapan yang matang. Kami mengajak masyarakat untuk melakukan audit keselamatan mandiri di rumah masing-masing. Memastikan pintu terkunci dan mencabut instalasi elektronik bukan sekadar teknis, melainkan bentuk kecintaan kita dalam melindungi aset dan keluarga dari potensi bahaya kebakaran yang dipicu oleh kegagalan sistem kelistrikan (korsleting),” ujar Mahdiar pada Selasa, 30 Desember 2025.
Mahdiar juga menyoroti isu strategis terkini terkait keamanan digital. Dalam pandangannya yang visioner, ia mengimbau masyarakat untuk bijak dalam mengelola eksistensi di media sosial selama berlibur.
“Di era informasi ini, kehati-hatian digital adalah perisai keamanan fisik. Menahan diri untuk tidak membagikan lokasi secara real-time adalah langkah strategis untuk menutup celah bagi oknum kriminal yang memanfaatkan jejak digital. Mari kita kembalikan kekuatan modal sosial kita dengan menitipkan rumah kepada tetangga dan melaporkan keberangkatan kepada pengurus RT/RW sebagai sistem keamanan lingkungan yang paling organik dan efektif,” tambahnya.
Keberhasilan BPBD Kota Tangerang dalam mengomunikasikan isu-isu strategis ini mencerminkan kualitas kepemimpinan Mahdiar yang responsif dan adaptif. BPBD kini tidak hanya dikenal sebagai unit reaksi cepat saat bencana terjadi, tetapi telah berevolusi menjadi instrumen edukasi publik yang andal.
Dengan mengintegrasikan teknologi (seperti penggunaan lampu otomatis) dan penguatan kearifan lokal (gotong royong menjaga lingkungan), BPBD Kota Tangerang berhasil membangun Public Trust yang kuat. Masyarakat merasa didampingi oleh figur otoritas yang tidak hanya bekerja di lapangan, tetapi juga berpikir jauh ke depan untuk keamanan warga.
Checklist Kesiapsiagaan Liburan Aman 2026
Sebagai bentuk edukasi berkelanjutan, BPBD menekankan empat pilar utama sebelum warga meninggalkan hunian:
- Eliminasi Risiko Api: Cabut seluruh perangkat elektronik dan periksa instalasi gas.
- Proteksi Fisik: Pastikan titik akses (pintu/jendela) terkunci ganda dan pencahayaan optimal.
- Konektivitas Sosial: Komunikasi aktif dengan Ketua RT/RW dan tetangga terdekat.
- Kedisiplinan Digital: Hindari publikasi rencana perjalanan yang terlalu mendetail di media sosial.
Melalui narasi yang humanis dan intelektual ini, BPBD Kota Tangerang tidak hanya menjaga rumah-rumah tetap aman, tetapi juga sedang merajut ketangguhan kota yang bermartabat. Kepemimpinan Mahdiar membuktikan bahwa kesiapsiagaan adalah investasi terbaik untuk kebahagiaan masyarakat di masa depan.(Sobirin Masi)
Baca juga: PERINGATAN MENCEKAM BMKG: Bibit Siklon 93S Siap Hantam Banten, Waspada Banjir Bandang!




