Sabtu, 06 Desember 2025

Strategi Komprehensif Pemkot Tangerang di DAS Kali Angke

Normalisasi Kali Angke
Normalisasi kali angke menggunakan alat berat yang berada di kawasan Duren Villa, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Banten. (Dok PUPR Kota Tangerang)

KOTA TANGERANG, bantensatu.id-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang secara konsisten menunjukkan komitmennya dalam penguatan ketahanan wilayah terhadap risiko bencana hidrometeorologi, khususnya banjir, melalui implementasi strategi mitigasi yang terstruktur di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Angke. Inisiatif ini bukan sekadar respons reaktif terhadap insiden banjir musiman, melainkan bagian dari perencanaan tata ruang kota yang berkelanjutan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang Taufik Syahzaeni pada  menuturkan, Pemkot Tangerang memastikan sosialisasi pembebasan dilakukan sebagai langkah awal untuk menunjang kegiatan pelebaran sungai, pembangunan turap, sampai pembangunan promenade di sekitar kawasan tersebut.

“Kami sudah mulai melaksankaan sosialisasi pengadaan tanah untuk kepentingan umum khususnya untuk mendukung pembebasan lahan di sekitar area Kali Angke sesuai arahan dari pemerintah pusat beberapa bulan kemarin. Setelah sosialisasi dilakukan, kami berharap rencana pembebasan lahan sekitar Kali Angke ini bisa direalisasikan setidaknya pada tahun depan,” tuturnya pada Selasa (14/10/25) lalu.

Baca juga: Yuk Kenali Salah Satu Program Populer Pemkot Tangerang Yang Hingga Kini Terasa Manfaatnya

Langkah fundamental yang ditempuh adalah inisiasi proses pengadaan tanah untuk kepentingan umum. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang, Taufik Syahzaeni, menekankan bahwa sosialisasi pembebasan lahan yang telah dilaksanakan di sejumlah kelurahan—meliputi Petir, Gondrong, Pedurenan, dan kawasan bantaran Kali Angke lainnya—merupakan prasyarat esensial. Proses ini didesain untuk menunjang kegiatan intervensi fisik vital

Tiga Fokus Utama Penanganan Kali Angke
Pertama, pelebaran Dimensi Sungai (Normalisasi Geometrik), Tujuan primer dari normalisasi ini adalah peningkatan kapasitas tampung badan air. Dengan modifikasi dimensi sungai menjadi lebih lebar dan dalam, laju aliran debit puncak air selama periode curah hujan tinggi dapat dikelola secara lebih cepat dan efisien, sehingga mereduksi risiko luapan ke area pemukiman. Kedua Pembangunan Turap (Proteksi Tebing),

Pemasangan struktur proteksi (turap beton) berfungsi krusial dalam mencegah erosi lateral (pengikisan sisi sungai) yang sering menyebabkan penyempitan palung sungai dan kerusakan infrastruktur di sekitarnya. Turap ini esensial untuk menjaga stabilitas struktur geoteknik di sepanjang bantaran sungai.

Ketiga, Pengembangan Promenade (Tata Kelola Kawasan Berkelanjutan), Pemkot Tangerang mengintegrasikan fungsi hidrologis murni dengan aspek sosial-ekologis perkotaan. Pembangunan promenade (jalur hijau/pedestrian di tepi sungai) bertujuan merehabilitasi kawasan kumuh menjadi ruang publik yang fungsional, bernilai estetika, dan ramah lingkungan, selaras dengan visi Kota Tangerang sebagai kota yang nyaman dihuni (liveable city). Pemkot Tangerang menargetkan realisasi pembebasan lahan dapat dieksekusi secara efektif pada tahun fiskal mendatang, menyelaraskan dengan arahan dan dukungan Pemerintah Pusat.

Baca juga: Akses Gerbang Tol Balaraja Timur KM 25 Hampir Rampung, Siap Urai Kemacetan Jalan Raya Serang

Secara holistik, inisiatif strategis Pemkot Tangerang dalam mengelola DAS Kali Angke merefleksikan sebuah paradigma baru dalam tata kelola perkotaan,  transisi dari manajemen krisis pasca-bencana menuju manajemen risiko yang proaktif dan terencana. Melalui akselerasi pembebasan lahan yang ditargetkan rampung pada tahun fiskal mendatang dan implementasi model kolaborasi pentahelix—melibatkan Pemkot, Pemprov Banten, dan Pemerintah Pusat melalui BBWS Ciliwung-Cisadane—Tangerang sedang membangun fondasi ketahanan infrastruktur yang kokoh.
Optimalisasi penanganan DAS Kali Angke ini bukan sekadar proyek fisik rutin, melainkan sebuah investasi fundamental dalam resiliensi wilayah. Dampak multiplikasinya sangat nyata: mereduksi kerugian ekonomi, menjamin stabilitas konektivitas regional Banten-Jakarta, dan yang terpenting, meningkatkan kualitas hidup serta rasa aman bagi ribuan kepala keluarga di area terdampak.
Komitmen ini menegaskan dedikasi Dinas PUPR Kota Tangerang untuk mewujudkan lingkungan hidup perkotaan yang lebih aman, fungsional, dan berkelanjutan. Upaya mitigasi yang terstruktur ini diharapkan dapat menjamin Kota Tangerang siap menghadapi tantangan hidrometeorologi di masa mendatang, menciptakan kota yang tangguh dan layak huni secara jangka panjang.( Irin Masi/ARM)

 

 

 

 

 

 

Tags

Terkini